Selama pelatihan terjemah di selenggarakan di beberapa kota, segala bentuk pujian dan hujatan telah kami terima. Mudah-mudahan pujian tidak akan menjadikan kami congkak, sombong dan riya' sehingga melupakan tujuan awal untuk membumikan al-Qur'an ditengah-tengah masyarakat. Beberapa kali sms yang bernada hujatan juga mampir di HP kami, mudah-mudahan ini menjadi bahan intropeksi. Salah satunya adalah SQE telah mengajarkan pelatihan terjemah "Sak enakke udele, dengkule dhewe" karena menterjemahkan al-Qur'an tanpa belajar bahasa Arab. Hal ini rasanya perlu kita klarifikasi bahwa itu kurang tepat karena ini hanya problem metodologi. Hal yang perlu saya sampaikan adalah 1. Pelatihan ini menggunakan metode experience learning, praktek dulu baru teori agar lebih mudah. 2. Pelatihan yang disampaikan ust. Roziqin hanya level 1 & 2 yang belum melibatkan bahasa Arab. 3. Materi-materi bahasa Arab mulai dimasukkan level 3 - 7. 4. Gebyar Qur'an hanyalah awal dari program-program selanjutnya (lempar bola). Oleh karena itu kurang tepat jika dikatakan metode ini tanpa melibatkan bahasa Arab. Kami berharap, teman-teman pengkritik yang telah belajar bahasa Arab terlebih dahulu bisa melakukan tabayun kepada kami dengan arif dan tidak justru melemahkan semangat yang sedang memulai belajar..
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar